Sehingga bukan hanya dijadikan sebagai motor harian yang kerap diandalkan kaum komuter, atau ibu-ibu ke pasar. Ini karena desain eksterior generasi ke-2 dari Honda Vario Series di Indonesia tersebut terbilang timeless, alias awet muda. Ciri khas Vario Series yang bertahan dari awal kehadirannya hingga sekarang, yaitu Double Keen Eyes dengan bentuk tajam hadir pula di model tersebut. Salah satu yang bikin Honda Vario Techno 110 digemari oleh pengguna muda adalah kemudahan dalam memodifikasinya.
Apalagi volume tangki BBM yang hanya 3,6 liter membuat motor berbobot 101 kg ini sering mengisi bensin. Satu lagi bagian yang patut diperhatikan oleh calon pengguna Honda Vario Techno 110 adalah kerapihan bodinya.
Pasalnya, salah satu kelemahan Honda Vario Techno 110 ada di panel bodinya yang bukan hanya langka tapi juga mahal. Bandingkan dengan satu set bodi rumah lampu Yamaha Soul GT 115 orisinal yang hanya Rp 180 ribuan.
Itu pun konsumen harus menunggu sekitar dua minggu sebelum bisa membawanya pulang ke rumah.
Dihentikan Honda Vario 110 Fitur dan Spesifikasi
Bodinya dibalut grafis sportif dengan empat pilihan warna: grande white, advance matte grey, glam red dan estilo black. Spesifikasi itu membuat bodi bawahnya sering bersinggungan dengan aspal ketika melewati undakan, terutama bila Anda berkendara sambil berboncengan.
Kemudian pengeremannya sudah dilengkapi combi brake system (CBS), berfungsi mengintegrasikan rem depan dan belakang untuk menghasilkan daya henti lebih pendek.
Cara kerjanya, cukup tekan remote yang ada di kunci motor, maka Vario 110 akan mengeluarkan suara dan menyalakan lampu untuk meberitahukan posisinya.
Honda Vario 110 Karbu: Menolak Tua, Ogah Kalah Sama yang Muda
MOJOK.CO – Minimal buat stop and go di jalan perkotaan, Honda Vario saya ogah kalah sama yang muda-muda. Ibarat sebuah perjodohan dari bapak dan kawannya, ya akhirnya saya terima-terima aja ketika ditawarin Honda Vario ini. Soalnya bapak saya udah terlanjur yakin banget kalau si Vario kondisinya masih tokcer. Menurut bapak, di usia Honda Vario yang menginjak 9 tahun—pada 2017—dan kilometer baru menyentuh 40.000-an artinya “bebek” ini nggak pernah jalan jauh-jauh.
Wah boro-boro touring dari Bekasi sampai ke KM 0 Indonesia di Sabang sana, keluar komplek perumahan aja, baru 20 menit langsung pulang lagi. Entah saya merasa beruntung atau enggak, mengingat motor ini secara keseluruhan memang dalam keadaan sehat.
Okelah belum pernah turun mesin, CVT masih bawaan parbik, body mulus, dan kelistrikan lancar. Merasakan larinya yang nggak gesit tapi bensin tetap boros—full tank Cuma bisa nempuh 25-an KM, saya mendapat pemahaman sekaligus pemakluman dari teman-teman.
Sekali lagi Honda Vario 110 karbu wajib juga me-no-lak tua sebab umur segitu itu nggak ada apa-apanya dibanding para pendahulu. Toh harga choke otomatis di online shop masih terjangkau dan layak untuk ditebus. Masih bisa diselamatkan sih, dengan cara dibersihkan tapi ya kudu sabar sebab kondisnya cukup parah. Kalau ibarat manusia nih, tu motor udah nggak bisa nafas lagi lewat hidung karena umbelan.
Akhirnya saya ganti baru aja, sekalian belanja choke otomatis dan karet vakum di olshop. Sekalian juga saya bersihin pulley belakang dan melumasi ulang dengan grease khusus CVT. Tarikan awal nggak lemot lagi, asupan bahan bakar full tank bisa menempuh jarak sampai 50an KM—udah termasuk macet-macetan dan berboncengan sama istri.
Top speed-nya udah bisa sampai 100 KM/jam dengan track lurus yang pastinya harus puanjaaang banget.
Lebih dari itu kepala saya langsung dikeplak sama istri sambil bilang, “Pelan-pelan, hoy!! Tapi minimal buat stop and go di jalan perkotaan ogah kalah sama yang muda-muda.
Be First to Comment